loading…
Mantan Presiden Jokowi menghadiri Reuni ke-45 Angkatan 80 Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta, Sabtu (26/7/2025). Jokowi menyebutkan beberapa nama temannya di UGM. Foto/Kuntadi
Jokowi tampak hadir bersama istri, Iriana Jokowi. Mereka tiba di UGM pukul 10.20 WIB. Jokowi juga memberikan sambutan sekitar 10 menit.
Dalam sambutannya, Jokowi juga sempat melontarkan candaannya kepada alumni UGM terkait ijazah palsu. Mendengar hal itu, tampak para alumni UGM langsung ikut tertawa. Bahkan, pada saat Jokowi memberikan pidato, sejumlah alumni juga mengacungi jempol.
Baca Juga: Hadiri Reuni Fakultas Kehutanan UGM, Jokowi Bicara soal Ijazah Palsu
Jokowi pada kesempatan itu menceritakan nama-nama temannya di UGM. Teman-temannya itu lintas fakultas. “Tapi kalau suruh nginget-nginget ya sudah 45 tahun yang lalu, lulus. Kalau saya 85. Saya ingat, makanya di Desa Kedoya, Kecamatan Wonosegoro, Kabupaten Boyolali, teman-teman saya juga ingat saya. Dari Fakultas Hukum ada yang namanya Ibu Yohana, dari Fakultas Geologi ada Ibu Wince, yang dari Fakultas Teknik Geografis ada yang namanya Eko,” papar ayah Wapres Gibran Rakabuming Raka itu.
Acara reuni yang digelar oleh Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada menjadi momen bersejarah bagi para alumni. Banyak dari mereka yang hadir setelah lebih dari empat dekade menempuh pendidikan. Reuni ini bukan hanya sekadar berkumpul, tetapi juga merayakan perjalanan hidup dan karier masing-masing alumni setelah meninggalkan kampus.
Ketika kita menyaksikan kembali momen-momen nostalgia, kita sering bertanya kepada diri sendiri, “Apa yang telah berubah dalam hidup kita sejak itu?” Pertanyaan ini membawa kita pada refleksi yang mendalam tentang perjalanan hidup dan bagaimana pendidikan membentuk siapa kita hari ini.
Nostalgia dan Kenangan di UGM
Tak bisa dipungkiri, pendidikan di Universitas Gadjah Mada telah memberikan bekal yang berharga bagi setiap alumnus. Beragam pengalaman di dalam kelas, interaksi dengan dosen, dan kerjasama di berbagai proyek telah membentuk karakter dan pemikiran setiap mahasiswa. Reuni seperti ini menciptakan kesempatan untuk berbagi cerita—cerita kesuksesan dan tantangan—yang telah dilalui para alumni.
Seperti yang diungkapkan oleh Jokowi, kenangan tentang teman-teman sekolah tak pernah pudar. Saling mengenang nama-nama teman semasa kuliah menjadi upaya untuk membangkitkan semangat dan kekuatan masa lalu. Kajian yang dilakukan oleh para akademisi menunjukkan bahwa hubungan sosial yang erat selama masa pendidikan memiliki dampak jangka panjang bagi kehidupan pribadi dan profesional seseorang.
Peran Alumni dalam Pembangunan Masyarakat
Reuni ini juga menyiratkan peran penting alumni dalam pembangunan masyarakat. Banyak dari mereka yang mengambil peran aktif di berbagai bidang, berkontribusi untuk kemajuan bangsa. Jokowi memberi contoh bagaimana alumni UGM telah menjadi pemimpin di berbagai sektor, mulai dari pemerintahan hingga sektor swasta. Hal ini menunjukkan bahwa pendidikan yang diterima di kampus mampu membentuk individu yang berkualitas dan mampu memberi dampak positif.
Akhirnya, pertemuan semacam ini menjadi sangat penting karena memperkuat ikatan antara alumni, tidak hanya di tingkat individu tetapi juga kolektif. Ini adalah kesempatan bagi mereka untuk membangun jaringan yang lebih kuat, saling mendukung dalam mencapai tujuan, dan memastikan bahwa pengalaman kolektif mereka tidak hilang ditelan waktu. Reuni ini bukan hanya tentang mengingat masa lalu, tetapi juga tentang merancang masa depan yang lebih baik, baik untuk diri sendiri maupun untuk masyarakat yang lebih luas.
Melalui momen berbagi pengalaman dan cerita, alumni diharapkan dapat saling menginspirasi dalam mencapai cita-cita mereka. Melihat kembali perjalanan yang telah dilalui memberi kita kekuatan untuk terus berjuang dan berkontribusi untuk masa depan yang lebih cerah. Maka, reuni ini bukan sekadar pengingat, tetapi juga panggilan untuk bertindak, untuk terus berinvestasi dalam diri sendiri dan komunitas.