loading…
Usaha pertanian menjadi salah satu pilar penting dalam memenuhi kebutuhan pangan masyarakat. Tidak hanya itu, sektor ini juga berpotensi menjawab tantangan ketahanan pangan di Indonesia. Salah satu inisiatif yang menarik perhatian adalah program hortikultura yang digagas di wilayah Area Ulubelu, Lampung. Program ini bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat lokal sekaligus meningkatkan ketahanan pangan.
Fakta menunjukkan bahwa ketahanan pangan merupakan isu yang krusial di banyak daerah. Masyarakat yang mampu memproduksi pangan sendiri tidak hanya lebih mandiri, tetapi juga punya peluang untuk menciptakan sumber pendapatan tambahan. Bagaimana jika semua ini bisa dicapai dengan langkah-langkah yang sederhana? Inilah inti dari proyek yang melibatkan para ibu-ibu PKK di Pekon Ngarip.
Pentingnya Budidaya Hortikultura untuk Kesejahteraan Masyarakat
Sebuah program penanaman hortikultura tidak hanya berfokus pada pengadaan pangan, tetapi juga pelatihan untuk meningkatkan keterampilan masyarakat. Dalam hal ini, penanaman cabai dan bawang menjadi fokus utama. Benar adanya bahwa kedua jenis tanaman ini memiliki nilai ekonomi yang tinggi. Dengan melakukan budidaya secara mandiri, warga dapat memenuhi kebutuhan dapur sekaligus menjual kelebihan hasil panen mereka.
Program ini diinisiasi oleh Kelompok Usaha Perhutanan Sosial (KUPS) Margo Rukun Bestari dan digerakkan oleh Wakil Ketua Wastoyo. Pendampingan yang dilakukan mencakup teknik dari pemilihan bibit hingga pasca panen, sehingga partisipan bisa mengoptimalkan hasil yang didapat. Data menunjukkan bahwa adanya pendampingan ini meningkatkan hasil panen hingga 30% dibandingkan dengan mereka yang tidak mengikuti program. Ini tentu menjadi potensi ekonomi yang signifikan untuk masyarakat.
Strategi dalam Mewujudkan Ketahanan Pangan Melalui Kerjasama
Selain budidaya, penting juga untuk melihat sisi kolaboratif dalam proyek ini. KUPS Margo Rukun Bestari bertindak tidak hanya sebagai fasilitator dalam penanaman, tetapi juga sebagai jembatan komunikasi antara masyarakat lokal dan pihak-pihak yang memiliki sumber daya. Studi kasus di daerah lain menunjukkan bahwa sinergi semacam ini membawa dampak ekonomi yang besar. Dengan membangun hubungan baik, masyarakat akan memiliki akses lebih besar untuk mendapatkan pelatihan dan sumber daya yang dibutuhkan.
Pada akhirnya, kegiatan seperti ini bukan sekadar laporan hasil panen, tetapi juga geliat ekonomi yang berkelanjutan. Dengan memperkuat ketahanan pangan di satu sisi, masyarakat juga diajak untuk membangun kemandirian ekonomi yang lebih baik. Jika semua berjalan sebagaimana mestinya, tidak hanya kebutuhan pangan yang tercukupi, tetapi juga diharapkan muncul berbagai usaha kecil yang mendukung ekonomi rumah tangga. Upaya ini merupakan langkah awal untuk mewujudkan masyarakat yang lebih mandiri dan sejahtera.