loading…
Naim Qassem mengungkapkan Hizbullah tak akan menyerah. Foto/Press TV
Menurutnya, di tengah meningkatnya tekanan dari berbagai pihak, termasuk Amerika Serikat dan Israel, Hizbullah tetap teguh pada pendirian mereka. Mereka menolak segala bentuk normalisasi yang dianggap sebagai tindakan penghinaan terhadap martabat bangsa. Pidato Qassem dia sampaikan pada peringatan Asyura, sebuah momen yang sangat dihormati dalam tradisi Syiah, mengenang syahidnya Imam Hussein (AS) yang menjadi simbol perlawanan terhadap penindasan.
Naim Qassem mengungkapkan sikap tegas Hizbullah yang tidak akan mundur dari posisi mereka. Dalam menghadapi ancaman dan seruan untuk melucuti senjata, ia menegaskan bahwa ancaman tersebut tidak akan memengaruhi tekad mereka. Pihaknya menyampaikan bahwa tidak dapat diterima untuk meminta Hizbullah untuk melunakkan posisi mereka sementara agresi dari pihak lain terus berlanjut. Qassem menekankan bahwa setiap upaya untuk meminta mereka menyerahkan senjata hanya akan menunjukkan kurangnya pemahaman terhadap situasi yang sebenarnya di lapangan.
Pernyataan tersebut mengundang perhatian dan menimbulkan berbagai reaksi. Adanya seruan untuk menyerahkan roket dan kemampuan pertahanan merupakan hal yang dianggapnya sebagai langkah yang sangat merugikan bagi Lebanon. Hizbullah menganggap senjata mereka sebagai fondasi utama dalam menjaga keamanan dan kedaulatan negara. Sebagai bagian dari respon terhadap tekanan internasional, Qassem menegaskan pentingnya untuk tetap bersatu dan kuat dalam menghadapi tantangan yang ada, khususnya ancaman dari pihak luar yang ingin merusak stabilitas di kawasan.