loading…
Kremlin bereaksi keras setelah Estonia yang berdekatan dengan Rusia siap menampung jet tempur siluman F-35 bersenjata nuklir NATO. Foto/Los Alamos National Laboratory/Wikimedia Commons
Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov mengatakan kesediaan Estonia untuk menampung pesawat NATO berkemampuan nuklir sebagai ancaman langsung terhadap keamanan Rusia.
Peskov memperingatkan bahwa kehadiran jet tempur F-35 di wilayah Baltik akan dianggap sebagai provokasi serius. “Sikap Tallinn tidak masuk akal,” katanya, yang dilansir Russia Today, Sabtu (29/6/2025).
Baca Juga: Waswas Diserang Rusia, Inggris Akan Beli 12 Jet Tempur Siluman F-35 yang Mampu Bawa Bom Nuklir
Peskov menambahkan sikap Estonia itu membuat hubungannya dengan Moskow “hampir tidak bisa lebih buruk lagi.”
Situasi geopolitik di kawasan Baltik semakin memanas seiring dengan keputusan Estonia untuk menampung jet tempur F-35 yang merupakan bagian dari aliansi NATO. Tindakan ini bukan hanya mencerminkan komitmen Estonia untuk sekutu-sekutunya, tetapi juga menegaskan ketegangan yang sudah berlangsung lama antara NATO dan Rusia. Keputusan ini menimbulkan pertanyaan penting: apakah langkah ini akan memicu respons serupa dari pihak lain, atau justru memperburuk situasi yang ada?
Fakta menarik adalah, Rusia tidak hanya memperhatikan langkah ini, tetapi juga berupaya memberikan peringatan tegas. Hal ini mencerminkan bagaimana negara-negara besar saling berinteraksi dalam konteks kekuatan militer dan strategi pertahanan. Apakah keberadaan pesawat ini akan meningkatkan keamanan di wilayah tersebut, atau justru sebaliknya?
Reaksi Kremlin terhadap Penempatan F-35 di Estonia
Kremlin menanggapi serius keputusan Estonia dengan menyatakan bahwa hal tersebut merupakan ancaman langsung bagi keamanan nasional Rusia. Juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov, mengatakan bahwa kehadiran jet tempur F-35 di Baltik tidak hanya dianggap sebagai provokasi, tetapi juga sebagai langkah yang dapat memicu ketegangan lebih lanjut antara NATO dan Rusia. Ia menegaskan bahwa Rusia tidak akan tinggal diam dan akan mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk menjaga keamanannya.
Data menunjukkan bahwa ketegangan di wilayah ini telah meningkat dalam beberapa tahun terakhir. Adanya penempatan pasukan NATO di negara-negara Baltik dan langkah-langkah serupa seperti yang diambil Estonia menunjukkan adanya ketidakpastian di kawasan tersebut. Beberapa analis berpendapat bahwa kehadiran jet tempur ini dapat memperkuat posisi pertahanan negara-negara Baltik, tetapi ada risiko yang tinggi bahwa langkah ini bisa membuat situasi semakin tegang, terutama dalam konteks konflik yang belum terselesaikan di Ukraina.
Menghadapi Ketegangan dengan Diplomasi dan Strategi Pertahanan
Penting bagi semua pihak untuk mencari jalan keluar yang damai dari situasi yang semakin tegang ini. Salah satu strategi yang bisa dilakukan adalah melalui diplomasi. Upaya untuk membuka jalur komunikasi antara NATO dan Rusia bisa menjadi salah satu cara untuk meredakan ketegangan. Selain itu, konferensi internasional yang melibatkan negara-negara berkepentingan juga bisa menjadi platform untuk mendiskusikan isu-isu krusial terkait keamanan di kawasan Baltik.
Selain itu, negara-negara NATO harus mempertimbangkan strategi pertahanan yang lebih komprehensif yang tidak hanya bergantung pada kekuatan militer, tetapi juga membangun hubungan baik dengan negara-negara tetangga Rusia. Dalam jangka panjang, ini bisa menjadi cara untuk mengurangi ketegangan dan menciptakan stabilitas yang lebih baik di wilayah tersebut. Penutupnya, menangani isu-isu keamanan dengan pendekatan yang lebih holistik dan inklusif malah bisa membuka peluang untuk masa depan yang lebih damai.