loading…
Pengurus Pusat Ikatan Sarjana Katolik (PP ISKA) menggelar dialog bersama mantan Ketua PP ISKA di Sekretariat PP ISKA, Universitas Atma Jaya Jakarta, pada Sabtu (28/6/2025). Foto/Ist
Berdasarkan data terkini, dialog antar kelompok beragam dapat memicu pemahaman yang lebih baik antar individu dan kelompok dalam masyarakat. Misalnya, pertukaran ide yang dilakukan dalam forum seperti ini dapat sangat bermanfaat dalam membangun toleransi dan kesadaran sosial yang lebih baik. Dengan mendiskusikan fakta dan perspektif yang berbeda, anggota dapat belajar untuk menghargai sudut pandang yang beragam, yang pada akhirnya mendorong kemajuan kolektif dalam organisasi.
Membangun Konsolidasi Organisasi Melalui Diskusi Efektif
Pertemuan ini juga mengangkat tema konsolidasi organisasi dan kaderisasi sebagai agenda utama yang perlu diperhatikan. Dalam memastikan bahwa anggota tetap bersinergi, diharapkan adanya inisiatif dan diskusi yang lebih terbuka untuk membangun visi dan misi yang sejalan. Dialog ini memberikan ruang bagi setiap anggota untuk menyampaikan pemikiran dan gagasan, yang pada akhirnya akan menciptakan kesatuan dalam tindakan.
Dalam konteks ini, penting untuk mendapatkan masukan dari anggota agar setiap kebijakan dan program yang dihasilkan selaras dengan kebutuhan dan harapan anggota. Dengan mengoptimalkan komunikasi, organisasi bisa meningkatkan efisiensi dan efektivitas dalam menjalankan program-programnya. Sebuah studi menunjukkan bahwa organisasi yang mengedepankan dialog terbuka cenderung lebih produktif dan inovatif karena setiap suara didengarkan dan dipertimbangkan dalam pengambilan keputusan.
Pentingnya Peran ISKA dalam Dialog Kebangsaan dan Kegiatan Sosial
Ketua Presidium PP ISKA, Luky A. Yusgiantoro, menekankan pentingnya keikutsertaan ISKA dalam dialog kebangsaan dan peran aktif dalam pengawalan pertumbuhan sosial-ekonomi. Dengan berkolaborasi, organisasi ini tidak hanya berfokus pada keinternalan, tetapi juga mampu menjalankan fungsi sosial yang lebih luas. Strategi yang diambil meliputi optimalisasi jaringan internal dan eksternal, yang memiliki potensi untuk memberikan kontribusi positif bagi masyarakat.
Berdasarkan hasil evaluasi berbagai kegiatan yang telah dilakukan, kolaborasi dengan pihak lain sangat krusial dalam menciptakan dampak yang lebih signifikan. Misalnya, dalam isu ketahanan energi dan ketahanan pangan, kolaborasi ini bisa memfasilitasi pengembangan sumber daya manusia yang berkualitas. Dengan memberdayakan anggota melalui pelatihan dan kegiatan pembelajaran, ISKA dapat menciptakan individu yang siap menghadapi tantangan dan berkontribusi pada pembangunan bangsa.
Penutup dari diskusi ini bukan hanya sekedar refleksi terhadap isu yang ada, tapi juga komitmen untuk melanjutkan kegiatan yang dapat memperkuat peran serta organisasi di tengah masyarakat. Menghadapi berbagai tantangan, ISKA diharapkan dapat menjadi garda terdepan dalam mengawal nilai-nilai kebangsaan dan menumbuhkan rasa memiliki terhadap Tanah Air. Dengan begini, harapan untuk terciptanya masyarakat yang lebih bersatu dan sadar akan tanggung jawab sosial akan semakin kuat.