loading…
Direktur Perlindungan WNI Kemlu Judha Nugraha memastikan tak ada WNI yang menjadi korban demonstrasi berbuntut kericuhan di wilayah Nepal.
Sebuah pernyataan penting datang dari Judha Nugraha yang menjelaskan bahwa KBRI Dhaka, yang memiliki akreditasi atas wilayah Nepal, telah mengambil langkah koordinasi dengan berbagai otoritas lokal dan juga komunitas warga Indonesia di Nepal. Hal ini menjadi bukti perhatian serius yang diberikan terhadap keselamatan WNI di luar negeri. “Hingga saat ini, tidak ada informasi mengenai WNI yang menjadi korban kerusuhan tersebut,” ujar Judha dengan tegas.
Kondisi dan Jumlah WNI di Nepal
Menurut data dari KBRI Dhaka, saat ini terdapat 125 Warga Negara Indonesia yang berada di Nepal. Dari jumlah tersebut, 57 orang adalah WNI yang menetap di Nepal dan berintegrasi dengan masyarakat setempat. Hal ini menunjukkan adanya hubungan sosial dan budaya yang kuat antara WNI dan warga Nepal.
Di sisi lain, ada 43 anggota delegasi Indonesia yang tengah mengikuti konferensi internasional di Kathmandu, bersama dengan 2 anggota TNI dan 23 wisatawan asal Indonesia. Keberadaan mereka dalam konteks situasi yang tidak menentu ini patut diperhatikan, terutama terkait langkah-langkah keselamatan yang harus diambil.
Tindakan dan Imbauan KBRI untuk WNI
KBRI Dhaka tidak hanya berdiam diri. Mereka telah menerbitkan imbauan untuk meningkatkan kewaspadaan di kalangan WNI yang berada di Nepal. Imbauan tersebut menyerukan agar WNI menghindari kerumunan dan situasi yang dapat berisiko. Keputusan ini diambil mengingat ketegangan yang memenuhi suasana lokal.
“Kami mengimbau semua WNI untuk tetap memonitor situasi keamanan dari sumber resmi pemerintah dan berita terpercaya, serta segera melapor ke hotline KBRI Dhaka,” tambah Judha. Ini adalah langkah proaktif yang diambil untuk memastikan bahwa informasi yang akurat dan terkini bisa diakses oleh semua warga Indonesia yang berada di sana.
Di tengah situasi yang terus berkembang, penting bagi setiap individu untuk selalu langkah antisipasi. Dalam hal ini, komunikasi yang efektif antara KBRI, otoritas setempat, dan masyarakat Indonesia menjadi esensial. WNI diharapkan tidak hanya peduli pada keselamatan diri sendiri, tetapi juga saling mendukung satu sama lain dalam menghadapi tantangan yang ada.
Dalam penutup, ketegangan di Nepal yang berujung pada demonstrasi ini mengingatkan kita akan pentingnya kesiapsiagaan dan respons cepat dalam menghadapi situasi darurat. Dengan adanya koordinasi yang baik antara berbagai pihak, diharapkan situasi ini bisa segera membaik dan mengembalikan stabilitas bagi warga, termasuk juga bagi WNI yang berada di sana.