loading…
Wisma Danantara akan menjadi rumah besar bagi negara, dunia usaha, kalangan akademisi, dan pemangku kepentingan untuk berkolaborasi menuju Indonesia Emas 2045. Foto/Dok
Peresmian berlangsung dengan sederhana namun penuh makna, menandakan era baru bagi lembaga pengelola investasi negara. Dalam suatu acara yang dihadiri oleh Wakil Presiden dan para pejabat tinggi lainnya, setiap detil dirancang untuk mencerminkan misi lembaga ini dalam mengelola aset dan mendorong pembangunan ekonomi nasional.
Transformasi dan Komitmen Pengelolaan Investasi
Pihak pengelola, yang kini memiliki aset lebih dari USD 1 miliar, berkomitmen untuk menjalankan amanah serta tanggung jawab besar yang telah diberikan. Dengan menaungi sekitar 889 Badan Usaha Milik Negara (BUMN), lembaga ini ditugaskan untuk menjadi pengarah strategis dalam pengelolaan investasi di seluruh sektor. Peran ini bukanlah hal sepele, mengingat tantangan dan kompleksitas yang dihadapi dalam perekonomian saat ini.
Penting untuk dicatat bahwa pengelolaan investasi bukan hanya sekadar soal angka, tetapi juga tentang keberlanjutan dan dampak sosial. Lembaga ini berupaya untuk memastikan bahwa setiap keputusan investasi tidak hanya menguntungkan secara finansial, tetapi juga memberikan manfaat bagi masyarakat luas. Ini sejalan dengan cita-cita mencapai Indonesia Emas 2045, yang menuntut pertumbuhan ekonomi berkelanjutan dan inklusif.
Strategi dan Pencapaian Menuju Indonesia Emas 2045
Salah satu strategi yang ditekankan oleh pihak pengelola adalah kolaborasi dengan berbagai pihak, termasuk dunia usaha dan akademisi. Dengan menggabungkan berbagai perspektif dan keahlian, diharapkan solusi yang dihasilkan dapat lebih relevan dan efektif. Misalnya, keterlibatan kalangan akademisi dalam menyusun kebijakan dan rekomendasi yang berbasis data menjadi kunci dalam menciptakan keputusan yang lebih informed.
Dengan membangun jaringan yang kuat dan saling menguntungkan antara berbagai pemangku kepentingan, lembaga ini berkomitmen untuk menciptakan ekosistem yang dapat mempercepat pembangunan. Presiden menekankan pentingnya pertumbuhan ekonomi yang ditargetkan mencapai 8 persen, dan pencapaian tersebut memerlukan kerja sama yang erat antara pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat.
Rosan, sebagai kepala lembaga, menekankan harapannya agar Wisma Danantara bisa menjadi pusat inovasi dan kolaborasi. “Dengan adanya Danantara, kita dapat menciptakan sinergi yang positif dalam mengakselerasi pembangunan ekonomi dan memaksimalkan potensi sumber daya alam untuk kemakmuran rakyat,” ungkapnya. Hal ini menjadi penting dalam konteks pengelolaan sumber daya yang berkelanjutan dan berorientasi pada kesejahteraan masyarakat.
Penutupnya, keberadaan Wisma Danantara menyiratkan komitmen untuk menghadapi tantangan ke depan dan memanfaatkan peluang yang ada demi mencapai tujuan bersama. Dengan manajemen yang kredibel dan inovatif, lembaga ini diharapkan dapat menjadi motor penggerak pemulihan dan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan di Indonesia.