loading…
Jepang peringati 80 tahun pengeboman Nagasaki, tapi enggan sebut AS yang jatuhkan bom atom. Foto/Atomic Archive
Pada 9 Agustus 1945, bom atom dijatuhkan di Nagasaki setelah sebelumnya pada 6 Agustus 1945 juga terjadi pengeboman di Hiroshima—dua insiden yang memaksa Jepang untuk menyerah tanpa syarat dalam Perang Dunia II.
Sikap pemerintah Jepang menghindari penyebutan peran negara tersebut dalam pengeboman atom Hiroshima dan Nagasaki menunjukkan kelanjutan praktik lama dalam peringatan semacam ini. Hal ini memunculkan berbagai pertanyaan mengenai pendekatan Jepang dalam menghadapi sejarahnya.
Memahami Konsekuensi Sejarah
Setiap peringatan memiliki makna dan tujuannya sendiri. Peringatan tahun ini tidak hanya berfokus pada tragedi masa lalu, tetapi juga mengajak masyarakat untuk merenungkan dampak dari peristiwa tersebut terhadap dunia saat ini. Setiap tahun, Jepang mengingat kembali pengalaman pahit yang dialaminya, memperingati mereka yang hilang, sekaligus menyerukan perlunya penghapusan senjata nuklir.
Dalam konteks ini, Perdana Menteri Jepang Ishiba Shigeru menekankan pentingnya mewariskan kenangan tersebut agar generasi mendatang memahami realitas perang dan dampak merusak dari senjata nuklir. Ia menjelaskan betapa mendalamnya kesedihan dan kehilangan yang dialami masyarakat Jepang akibat pengeboman tersebut.
Seruan untuk Tindakan Global
Dalam pidatonya, Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres melalui wakilnya, Izumi Nakamitsu, menyoroti pentingnya tindakan nyata dalam mengatasi ancaman proliferasi nuklir. Dengan mengacu pada Perjanjian Non-Proliferasi Nuklir (NPT), ia menyatakan perlunya negara-negara di seluruh dunia untuk bersatu dalam memperkuat rezim perlucutan senjata global.
Mempertimbangkan visi ini sangat penting, tidak hanya untuk mencegah sejarah kelam terulang, tetapi juga untuk menciptakan dunia yang lebih damai dan aman. Seruan ini mengundang semua pihak untuk menyikapi isu ini secara serius, demi generasi mendatang.
Seiring dengan perjalanan waktu, refleksi terhadap peristiwa seperti pengeboman ini menjadi semakin penting. Mereka menuntut kita untuk merenungkan dampak dari teknologi pada kemanusiaan dan memikirkan langkah konkret yang dapat diambil untuk menghindari tragedi serupa di masa depan. Oleh karena itu, peringatan ini bukan hanya sebuah ritual tahunan, tetapi juga sebuah panggilan untuk bertindak.