loading…
Pemandangan yang diambil di dekat perbatasan Gaza, menunjukkan pergerakan tank dan kendaraan lapis baja tentara Israel saat serangan Israel terhadap Gaza terus berlanjut tanpa henti, pada 10 Agustus 2025. Foto/Tsafrir Abayov/Anadolu Agency
Dalam rapat kabinet yang panjang pada Senin malam (1/9/2025), militer Israel menegaskan bahwa strategi ini sangat berisiko, berpotensi membahayakan kehidupan tawanan Israel yang ada, serta diyakini tidak akan menghasilkan kemenangan definitif terhadap kelompok Hamas. Salah satu syarat untuk bisa meraih kemenangan tersebut adalah dengan menguasai secara total seluruh Jalur Gaza dan menerapkan aturan militer yang ketat.
Kontroversi muncul saat para pemimpin militer berdebat sengit dengan sejumlah menteri tentang langkah yang harus diambil. Apakah pendudukan atau kesepakatan pertukaran tahanan yang lebih baik? Dalam pertemuan itu, keputusan diambil untuk mempertimbangkan opsi pendudukan Gaza yang lebih berisiko. Hal ini mengejutkan, karena dalam diskusi tersebut, Kepala Mossad juga memberikan dukungan bagi proposal yang diusulkan oleh Hamas. Ia menilai itu sebagai satu-satunya rencana yang realistis dan layak dilaksanakan.
Menurut laporan dari harian berbahasa Ibrani, persiapan untuk tindakan militer akan melibatkan mobilisasi sekitar 60.000 tentara cadangan. Mereka diharapkan menjalani pelatihan dan pengorganisasian selama tiga hingga empat hari ke depan. Persiapan ini tentu menunjukkan bagaimana situasi di kawasan tersebut sudah semakin mendesak dan membutuhkan langkah-langkah strategis yang cepat dan tepat.