loading…
Dennis Bell, peneliti asal Inggris yang hilang 65 tahun setelah jatuh ke dalam jurang es di Antartika. Kini sosoknya ditemukan sudah menjadi tulang yang membeku. Foto/David Bell via BBC
Dennis berusia 25 tahun saat jatuh ke dalam jurang es dan dinyatakan meninggal. Namun, keluarganya yang berduka tidak dapat menemukan jenazahnya hingga puluhan tahun.
Hingga 29 Januari lalu, tim peneliti Polandia dari Stasiun Antartika Polandia Henryk Arctowski menemukan tulang-tulang yang kemudian dipastikan sebagai tulang Dennis.
Baca Juga: Perempuan Pribumi Ini Menang Ultramaraton 63 Km usai Berjalan 14 Jam untuk Mencapai Garis Start
Saudaranya, David Bell, mengatakan kepada BBC: “Saya sudah lama menyerah untuk menemukan saudara saya. Ini sungguh luar biasa, mencengangkan. Saya tidak bisa melupakannya.”
Lahir pada tahun 1934, Dennis bekerja di RAF [Angkatan Udara Inggris] dan dilatih sebagai ahli meteorologi sebelum bergabung dengan Falkland Islands Dependencies Survey—yang kemudian berganti nama menjadi British Antarctic Survey.
Pada tahun 1958, dia memulai penugasan dua tahun di pangkalan Inggris di Teluk Admiralty, Antartika.
Peran utamanya adalah mengirimkan balon cuaca dan mengirimkan data melalui radio kembali ke Inggris setiap tiga jam–pekerjaan yang berarti menyalakan generator dalam kondisi di bawah nol derajat yang brutal.
Pangkalan tersebut terletak di King George Island—sekitar 120 km dari ujung utara Semenanjung Antartika.
Arsiparis Ieuan Hopkins dari British Antarctic Survey menemukan laporan terperinci yang menjelaskan pekerjaan di pulau yang “sangat terisolasi” itu.
Sebuah laporan menggambarkan Dennis sebagai sosok “ceria dan pekerja keras, dengan selera humor yang nakal dan kegemaran pada lelucon praktis”.