loading…
Harga emas batangan kembali menunjukkan penguatan yang signifikan, menciptakan ketertarikan di kalangan investor dan masyarakat luas. Kenaikan terbaru ini terjadi pada hari Sabtu, yang menunjukkan bahwa nilai emas tetap menjadi komoditas yang dominan dalam kondisi pasar yang berfluktuasi.
Kenaikan harga ini tidak dapat dipisahkan dari dinamika yang terjadi di pasar internasional, di mana ketidakpastian geopolitik menjadi salah satu pendorong utama. Berbagai situasi yang terjadi di berbagai belahan dunia seringkali memicu lonjakan ketertarikan terhadap logam mulia, dan kali ini tidak berbeda. Pertanyaan yang muncul adalah, apa yang memicu hal ini, dan bagaimana tren ini dapat mempengaruhi stabilitas harga ke depannya?
Kenaikan Harga Emas Minggu Ini
Pada hari Sabtu, harga emas batangan mengalami kenaikan sebesar Rp13.000, mencapai Rp1.919.000 per gram. Kenaikan ini juga berlaku untuk harga buyback yang kini berada di angka Rp1.763.000 per gram. Hal ini menunjukkan bahwa pasar emas domestik bergerak sejalan dengan tren global, di mana logam mulia ini sering kali menjadi tempat berlindung investasi di tengah ketidakstabilan ekonomi.
Seiring dengan itu, harga emas internasional juga mengalami tren naik, mencapai USD3.355,48 per troy ounce pada Jumat, memperlihatkan pergerakan dari posisi sebelumnya di USD3.322,69. Lonjakan harga tersebut juga mencatatkan rekor tertinggi sepanjang pekan, yang mendorong banyak investor untuk beralih ke emas sebagai lindung nilai terhadap inflasi dan resiko geopolitik. Ini tidak hanya berlaku bagi emas, tetapi juga logam mulia lainnya yang mengalami kenaikan signifikan.
Faktor Pendorong Kenaikan Harga Emas
Salah satu faktor yang berkontribusi besar terhadap kenaikan harga emas adalah ketidakpastian dalam hubungan perdagangan internasional. Pengumuman tarif baru oleh Presiden AS atas Kanada serta rencana tarif untuk hampir seluruh mitra dagangnya menambah beban ketidakpastian di pasar. Situasi ini membuat investor mencari perlindungan dalam bentuk aset yang lebih stabil, dan emas merupakan salah satu pilihan paling favorit.
Aakash Doshi, seorang pakar strategi emas, mengungkapkan bahwa pasar kembali memasuki fase ketidakpastian yang membuat emas semakin menarik sebagai aset pelindung. Dengan proyeksi harga emas yang bisa bergerak di kisaran USD3.100 hingga USD3.500 pada kuartal III-2025, ketertarikan terhadap logam ini diperkirakan akan terus meningkat. Suku bunga yang diprediksi akan diturunkan oleh otoritas moneter juga bersinergi dengan kenaikan harga emas, menjadikan logam mulia ini lebih menarik dibandingkan aset lain yang berbunga.
Secara keseluruhan, peningkatan harga emas mencerminkan dinamika yang lebih luas di pasar global, memberikan petunjuk tentang bagaimana ketidakpastian dapat mempengaruhi nilai-nilai aset. Jelas, pengaruh dari faktor-faktor global memberikan warna tersendiri bagi fluktuasi harga emas yang diperhatikan banyak pihak. Menyusul tren ini, banyak analis dan investor yang berharap dapat memanfaatkan momentum ini untuk meraih keuntungan.