loading…
Gunung Api Dukono di Halmahera Utara, Maluku Utara mengalami erupsi pada Minggu (22/6/2025) pukul 13:11 WIT. Erupsi tersebut menyemburkan abu vulkanik setinggi 1.100 meter atau 1,1 kilometer di atas puncak.
Menurut laporan petugas pos pantau gunung api, erupsi ini teramati dengan kolom abu berwarna kelabu yang tumbuh dengan intensitas tebal mengarah ke timur. Ini menandakan bahwa ada aktivitas seismik yang signifikan terjadi di dalam tubuh gunung.
Memahami Erupsi Gunung Dukono
Erupsi yang terjadi di Gunung Dukono menunjukkan bagaimana gunung api bisa aktif secara tiba-tiba. Masyarakat yang tinggal di area sekitar harus waspada dan memahami bahwa risiko erupsi bisa terjadi kapan saja. Pada erupsi kali ini, tinggi kolom abu tercatat sekitar 1.100 meter di atas puncak gunung, setara dengan 2.187 meter di atas permukaan laut.
Berdasarkan data dari pengamatan yang dilakukan, erupsi telah terekam di seismogram dengan amax 34 dan durasi 31,51 detik. Ini adalah indikator penting yang perlu diperhatikan, karena menunjukkan adanya tremor di dalam gunung yang bisa berlanjut atau berubah intensitas. Pihak berwenang mengimbau untuk tidak meremehkan potensi bahaya yang ada.
Strategi Penanganan Pascaerupsi
Setelah terjadinya erupsi, imbauan diberikan kepada masyarakat di sekitar untuk tidak beraktivitas di dekat Kawah Malupang Warirang dalam radius 4 km. Status Gunung Dukono saat ini berada pada level II (waspada), sehingga semua tindakan pencegahan harus diambil. Ini termasuk penggunaan masker untuk melindungi sistem pernapasan dari bahaya abu vulkanik yang bisa mengancam kesehatan.
Pemerintah juga mendorong untuk selalu memantau informasi terbaru mengenai kegiatan vulkanik dan mengikuti arahan dari petugas terkait. Dengan pemahaman yang baik terhadap situasi, masyarakat diharapkan bisa lebih siap menghadapi potensi ancaman yang bisa terjadi akibat aktivitas vulkanik.