loading…
KM Sueisan Indo Satu mengalami kebocoran lambung saat berlayar dari Muara Padang menuju Pulau Sikakap, Kepulauan Mentawai, Sumatera Barat, pada Jumat (25/7/2025) malam. Penumpang diselamatkan. Foto/Basarnas Padang
Berdasarkan informasi yang diperoleh, sebanyak 16 orang yang berada di dalam kapal bocor dinyatakan selamat. Mereka terdiri dari 10 warga negara asing (WNA) dan 6 anak buah kapal (ABK) berkewarganegaraan Indonesia. Hal ini menunjukkan keberhasilan tim penyelamat dalam menangani situasi darurat di tengah kondisi yang tidak terduga.
Kronologi Kejadian Kebocoran Kapal
Kejadian kebocoran pada KM Sueisan Indo Satu ini terjadi sekitar pukul 23.55 WIB. Saat itu, kapal yang panjangnya 23,18 meter dan bobot 79 ton mengalami kerusakan pada bagian lambungnya. Begitu mengetahui adanya kebocoran, pihak kapal segera meminta bantuan kepada kapal terdekat untuk melakukan pertolongan.
Kapal LPGC Gas Venus, yang berada tidak jauh dari lokasi kejadian, dengan cepat memberikan pertolongan awal kepada KM Sueisan Indo Satu. Hal ini menyoroti pentingnya kerjasama antar kapal di perairan yang sering dilalui. Data menunjukkan bahwa kecelakaan di laut sering kali terjadi karena faktor cuaca dan kelalaian, sehingga komunikasi yang baik menjadi kunci untuk mencegah tragedi lebih lanjut.
Proses Penyelamatan dan Keselamatan Penumpang
Proses penyelamatan berlangsung dengan lancar berkat respon cepat kantor SAR setempat. Informasi pertama kali diterima oleh Kantor SAR Padang dari SROP Teluk Bayur pada Sabtu dini hari pukul 02.57 WIB. Lokasi kejadian berada pada titik koordinat 0°24’560″LU dan 100°14’003″BT, sekitar 25 mil laut atau dua jam perjalanan dari Dermaga Bungus Teluk Kabung, Padang. Kondisi ini tentu saja menguji kemampuan tim SAR dalam melakukan operasi penyelamatan di jarak yang cukup jauh.
Semenjak kejadian, seluruh enam kru kapal berkebangsaan Indonesia yang berasal dari Kota Padang juga dilaporkan dalam keadaan selamat. Hal ini menunjukkan bahwa prosedur keselamatan yang diterapkan di kapal tersebut cukup baik. Melihat pentingnya keselamatan di laut, setiap pelayaran harus memiliki rencana tanggap darurat yang jelas untuk meminimalisir risiko terhadap penumpang dan kru.
Kasus KM Sueisan Indo Satu ini bukan yang pertama kalinya terjadi. Banyak insiden di perairan kita yang menyita perhatian publik. Nah, strategi pendidikasi terhadap pelayaran yang aman seharusnya terus digencarkan. Beberapa studi kasus menunjukkan bahwa edukasi dan pelatihan bagi awak kapal sangat krusial dalam menangani situasi darurat. Penumpang pun perlu dilibatkan dalam sosialisasi keselamatan agar mereka pun memiliki pengetahuan jika menghadapi keadaan serupa.
Dengan adanya kejadian ini, diharapkan semua pihak dapat lebih memperhatikan aspek keselamatan dalam transportasi laut. Pemerintah dan instansi terkait perlu melakukan pemantauan yang lebih ketat terhadap kondisi kapal serta memberikan pelatihan rutin untuk para awak. Dengan cara ini, keselamatan di laut dapat terjaga dan setiap pelayaran dapat berlangsung dengan aman dan nyaman.