loading…
Kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di lahan gambut di Desa Gambut Jaya, Kecamatan Sungai Gelam, Kabupaten Muarojambi, Jambi terus meluas. Foto/SindoNews
MUAROJAMBI – Kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di lahan gambut di Desa Gambut Jaya, Kecamatan Sungai Gelam, Kabupaten Muarojambi, Jambi terus meluas hingga ratusan hektare. Tercatat, 264 hektare lahan ludes terbakar.
“Ya, hingga saat ini lahan gambut di Kabupaten Muarojambi milik masyarakat meluas hingga 264 hektare,” ujar Kasubdit Penmas Bidang Humas Polda Jambi, Kompol Amin Nasution, Rabu (23/7/2025).
Kondisi ini sangat memprihatinkan, terutama dalam konteks keberlanjutan lingkungan dan habitat yang terancam akibat bencana tersebut. Berita yang mengkhawatirkan ini memunculkan banyak pertanyaan mengenai upaya penanganan karhutla dan dampaknya terhadap masyarakat. Bagaimana sebenarnya proses pemadaman api dilakukan, dan apa saja tantangan yang dihadapi oleh petugas di lapangan?
Penyebab dan Dampak Karhutla di Muarojambi
Karhutla di Muarojambi banyak disebabkan oleh kegiatan manusia, seperti pembukaan lahan pertanian dan kelapa sawit secara ilegal. Sumber kebakaran biasanya berasal dari bahan bakar yang mudah terbakar dan kondisi cuaca yang ekstrem. Kebakaran ini tidak hanya mengakibatkan kerugian ekonomi, tetapi juga memiliki dampak jangka panjang terhadap kesehatan masyarakat dan lingkungan. Emisi karbon yang ditimbulkan dapat berkontribusi pada perubahan iklim dengan meningkatnya kualitas udara yang buruk, yang berpotensi merugikan kesehatan manusia.
Data dari Dinas Lingkungan Hidup menunjukkan bahwa area yang terdampak kebakaran mengalami penurunan kualitas tanah dan kemampuan regenerasi alam. Evaluasi lebih lanjut diperlukan untuk meminimalkan risiko ke depan. Sudah saatnya masyarakat, pemerintah, dan perusahaan berkolaborasi untuk menjadikan edukasi tentang pengelolaan lahan yang baik sebagai prioritas utama. Dengan pendekatan preventif yang tepat, diharapkan kejadian serupa dapat dicegah di masa mendatang.
Strategi Pemadaman dan Langkah Mitigasi
Petugas yang terdiri dari gabungan TNI-Polri, instansi terkait, dan masyarakat setempat, telah melakukan berbagai upaya pemadaman yang intensif. Namun, upaya ini tidaklah mudah. Rintangan seperti cuaca yang tidak mendukung dan kurangnya peralatan yang memadai kerap menjadi penghalang. Hingga saat ini, total lahan yang berhasil dipadamkan sekitar 13,5 hektare, yang menunjukkan kerja keras tim yang terus menerus berupaya menahan laju kebakaran.
Untuk mengatasi masalah ini secara permanen, pelaksanaan program pemulihan lahan perlu diprioritaskan. Masyarakat lokal bisa dilibatkan dalam program tersebut sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan dan kesadaran lingkungan. Berbagai inisiatif seperti reforestasi dan penanaman kembali vegetasi alami di lahan yang terbakar dapat membantu memulihkan ekosistem. Sorotan juga harus diberikan kepada meningkatkan kapasitas tim pemadam kebakaran agar lebih siap dalam menghadapi situasi darurat serupa di masa yang akan datang.
Kesadaran kolektif tentang pentingnya menjaga lingkungan hidup sangatlah penting. Dengan menerapkan strategi pencegahan dan pemulihan yang komprehensif, kita tidak hanya dapat melindungi lahan gambut, tetapi juga menjaga keberlangsungan hidup masyarakat yang bergantung pada ekosistem tersebut. Masyarakat dan pemerintah harus bergandeng tangan dalam menerapkan langkah-langkah yang proaktif, demi mencegah terulangnya bencana di masa mendatang.