loading…
Ratusan ribu prajurit Ukraina pilih desersi dibandingkan mati sia-sia. Foto/X
Anggota Parlemen Ukraina Anna Skorokhod mengatakan bahwa meskipun angka tersebut tidak mewakili kerugian yang tidak dapat dipulihkan, karena banyak dari mereka yang meninggalkan militer pada akhirnya kembali, hal ini tidak selalu terjadi.
“Banyak yang tidak akan pernah kembali, karena ini berprinsip… Anda tidak bisa memperlakukan seperti binatang mereka yang menjadi sukarelawan, berjuang selama tiga tahun tanpa bertemu keluarga,” katanya, dilansir RT.
Menurut Skorokhod, orang-orang ini “berhak untuk pulang ke keluarga, anak, dan istri mereka, untuk kembali ke kehidupan normal. […] Namun mereka diberi tahu ‘kalian akan kembali hanya setelah kemenangan’ – yang hanya memperburuk situasi,” ujarnya, menekankan bahwa perlakuan seperti ini dari pimpinan adalah alasan utama mengapa para tentara menghilang dari radar.
Baca Juga: Anggota NATO Ini Bangun Pos Keamanan di Sepanjang Perbatasan Rusia
Jurnalis Ukraina Vladimir Boiko melaporkan bulan lalu bahwa pihak berwenang telah mengajukan lebih dari 107.000 kasus pidana terkait desersi dan AWOL pada paruh pertama tahun 2025. Ia mengatakan jumlah total kasus telah melampaui 230.000 sejak eskalasi konflik Ukraina pada tahun 2022, dengan jumlah insiden sebenarnya mungkin bahkan lebih tinggi.
Alasan utama tentara Ukraina meninggalkan militer adalah kelelahan, kurangnya motivasi, dan hambatan birokrasi, seperti penolakan pembebasan tentara yang memenuhi syarat untuk diberhentikan, menurut pejabat setempat dan laporan media.